SMK FARMASI BHAKTI KENCANA BOGOR

SMK FARMASI BHAKTI KENCANA BOGOR

Rabu, 18 Juli 2012

Materi PLH X Bab I


BAB I. LINGKUNGAN HIDUP DAN PERMASALAHANNYA
A.      Unsur-unsur lingkungan hidup
Sebagai makhluk social, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki ketergantungan, tidak hanya kepada sesame manusia, tetapi juga kepada lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar manusia dapat berupa :
1.       Lingkungan biotic, yaitu lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme.
2.       Lingkungan abiotik, yaitu lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup, seperti tanah, air, udara dan lain-lain
Hubungan saling keteergantungan ini memerlukan landasan norma dan ilmu, serta metode penyelesaian masalah yang sesuai. Tujuannya agar kelestarian lingkungan dapat terjaga dan kehidupan di muka bumi dapat terus berlangsung.
B.      Norma dan Konsep dasar Lingkungan Hidup
Norma atau aturan tertentu dibutuhkan untuk mengatur hal-hal yang berkenaan dengan lingkungan hidup. Norma itu dapat berupa hokum positif (peraturan tertulis) maupun hokum adat (peraturan tidak tertulis)
Dalam pengrtian sederhana, hokum lingkungan diartikan sebagai hokum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup). Lingkungan mencangkup semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia beserta perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup, kesejahteraan manusia serta makhluk hidupselain manusia. Dalam pengertian secara modern, hokum lingkungan lebih berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law. Adapun hokum lingkungan secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law.
Di Indonesia sendiri, permasalahan lingkungan hidup diatur dalam UU No. 23 Tahun 1997, Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa,” Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Konsep dasar lingkungan hidup berupa kajian tentang manusia dengan lingkungan hidupnya yang terdiri atas air, udara, tanah, tumbuhan dan hewan. Pendidikan lingkungan hidup menekankan pada bagaimana cara manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Manusia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Kelanggengan kehidupan manusia di muka bumi ini tergantung pada bagaimana cara manusia mengelola lingkungan hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan diselenggarakan dengan asas tanggung jawab, asa berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.





C.      Permasalahan utama lingkungan hidup
Beberapa permasalahan utama lingkungan hidup antara lain;
1.       Meningkatnya jumlah populasi
Jumlah populasi dunia meningkat dengan pesat. Saat ini tingkat polulasi manusia di dunia yang tinggi mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Hal ini diperparah dengan semakin terbatasnya ketersediaan pangan, air bersih dan sumber energy. Populasi manuia yang tinggi juga menyebabkan sampah domestic terus meningkat.
2.       Pemanasan global
Pemanasan global disebut juga efek rumah kaca. Gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran (kendaraan bermotor dan pabrik) terakumulasi di atmosfer, dan akan menahan panas matahari yang sampai ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan planet bumi semakin panas dan merupakan ancaman bagi lingkungan hidup. Permasalahan global juga menyebabkan bertambah tingginya permukaan air laut. Bertambah tingginya permukaan air laut dapat mengakibatkan terndamnya kota-kota di pinggir pantai dan tenggelamnya pulau-pulau kecil.
3.       Perubahan iklim yang drastis
Perubahan iklim menyebabkan pergantian cuaca yang tidak teratur. Diperkirakan meningkatnya frekuensi badai, banjir dan musim kering yang akhirnya jumlah spesies makhluk hiduppun akan semakin berkurang
4.       Meningkatnya pencemaran
Bertambahnya jumlah populasi manusia menyebabkan jumlah limbah yang dihasilkan juga maningkat. Manusia yang tidak bijaksana tidak memikirkan dampak limbah yang dibuang sembarangan. Limbah ini menyebabkan terjadinya polusi air, udara dan tanah. Bahkan penelitian terakhir menyebutkan bahwa zat kimia berbahaya banyak ditemukan di dalam tubuh yang baru lahir. Diperkirakan 1 dari 4 orang di seluruh dunia meminum air dengan konsentrasi limbah tinggi terkandung di dalamnya
5.       Perusakan hutan
Perusakan hutan hujan tropis hingga saat ini masih terus berlangsung. Sehingga patut dipertanyakan “ dapatkah hutan hujan tropis dipertahankan keberadaannya?”

Pengajaran lingkungan hidup diharapkan dapat mengarahkan bagaimana menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan lingkungan hidup

D.      Ruang Lingkup Lingkungan Hidup
Berdasarkan jenisnya, lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi :
1.       Lingkungan alami, yaitu lingkungan yang dibiarkan alami, tanpa sentuhan tangan manusia. Hal itu bertujuan untuk menjaga kualitas lingkungan tersebut, sehubungan dengan tujuan pemanfaatan lingkungan. Misalnya hutan lindung dan suaka margasatwa
2.       Lingkungan binaan yaitu lingkungan yang diusahakan secara intensif. Diorientasikan terutama untuk kegiatan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya lingkungan agroindustri, perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dan lingkungan industri rumahtangga. Lingkungan binaan terfokus pada aktivitas keseharian masyarakat. Hal ini tidak hanya untuk keuntungan ekonomi saja, tetapi lingkungan binaan diperlukan agar ada pengendalian terhadap dampak yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut.
3.       Lingkungan sosial budaya yaitu lingkungan yang terbentuk karena adanya interaksi berbagai macam kelompok yang ada dalam suatu wilayah lingkungan, dan berpengaruh terhadap kehidupan antara manusia dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan bisa mempengaruhi kondisi interaksi yang terjadi, misalnya pola matapencaharian, adat istiadat, struktur dan stratifikasi sosial.
Pola hubungan manusia dengan lingkungannya
  Pola hubungan manusia dengan lingkungannya tidak selamanya selaras. Kadang-kadang dengan akalnya manusia mampu merekayasa lingkungan.
  Dampak yang ditimbulkan tidak selamanya positif, kadang juga menimbulkan dampak negatif. Misalnya terjadi kerusakan lingkungan akibat hubungan manusia terhaddap lingkungannya yang tidak selaras dengan lingkungannya
  Manusia mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan usaha pengelolaan dan pelestariannya. Selain itu, kerusakan lingkungan dapat terjadi karena;
1. Manusia cenderung tidak mengikuti perubahan yang terjadi terhadap kondisi lingkungan sekitar. Sehingga bentuk pengeloaan yang dilakukan tidak sesuai dengan perubahan lingkungan dan permasalahan yang ditimbulkan. Misalnya disaat kuantitas limbah meningkat, manusia seharusnya tidak lagi hanya memikirkan ke mana limbah tersebut harus dibuang. Namun, seharusnya bagaimana limbah tersebut dikelola secara berkelanjutan, dan bagaimana menggantikan bahan pencemar dengan bahan yang ramah lingkungan.
2. Manusia cenderung mengabaikan tanda-tanda kerusakan lingkungan, bahkan pada akhirnya terbiasa dan beradaptasi dengan penurunan kualitas lingkungan yang terjadi secara bertahap, dan pada jangka waktu yang lama, akhirnya sulit untuk mengatasinya. Misalnya pencemaran sungai, lama-lama menyebabkan pendangkalan sungai. Karena tidak ada tindakan penanggulangan, pada akhirnya frekuensi bencana banjir pun meningkat.
3. Manusia seringkali tidak rasional ketika harus berhadapan dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya, menebang hutan tanpa melakukan upaya reboisasi, hanya membuka lahan pertanian dan ladang, dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
4. Faktor kesengajaan manusia pun seringkali menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan. Manusia berlomba-lomba meraih keuntungan dengan mengeksploitasi sumber daya alam. Misalnya kasus penebangan hutan secara liar (Illegal logging), senata-mata ingin meraih keuntungan dengan mengekspor kayu ke mancanegara tanpa mempedulikan dampaknya terhadap lingkungan



Selasa, 12 Juni 2012

Metode Belajar-Mengajar yang efektif dan terintegrasi


Salah satu permasalahan kontemporer dari dunia pendidikan saat ini adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar. Sehingga titik temu yang dihasilkan dari keinginan dan kemampuan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar tidak optimal. Kadang guru lebih nyaman dengan metode pemberian tugas, tapi siswanya justru lebih bisa menangkap jika ada penjelasan dari guru. Inilah PR kita bersama: mempertemukan keduanya di titik optimal.

Kunci utama dari permasalahan ini adalah tertutup atau tersumbatnya keran demokrasi dan komunikasi. Sehingga kedua belah pihak tidak bisa saling memberi masukan. Untuk itu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuka keran itu. Buatlah siswa menjadi lebih mudah menyampaikan aspirasinya. Hilangkanlah gengsi feodalisme yang kuno itu. Bukankah pendidikan ini sebenarnya untuk mereka?

Setelah berbagai masukan telah ada di tangan segera seleksi. Mana yang sekiranya benar-benar dibutuhkan siswa secara umum. Apakah pembelajaran yang berbasis IT? Apakah pembelajaran yang lebih fokus pada diskusi? Atau yang lain. Tapi ingat, hal ini juga harus disesuaikan dengan kemampuan guru sebagai salah satu stakeholder di sekolah.

Selain efektif, metode tersebut juga harus terintegrasi. Mengapa? Karena dari kasus yang saya alami, ada beberapa guru yang punya metode belajar-mengajar yang efektif dan disukai siswa tapi guru yang lain tidak. Untuk itulah, kepala sekolah beserta jajaran staffnya harus menstadardisasikan dan mengintegrasikan metode tersebut. Agar diharapkan, semua guru dapat mempraktekkannya. Meski pemerintah telah menggariskan sebuah kurikulum yang cukup baik (KTSP), setiap sekolah juga harus mengejawantahkannya ke dalam program aksi dan metode-metode praktis. Karena itulah sebenarnya masalahnya, ide konseptual yang telah digariskan pemerintah sulit berjalan baik karena sekolah tidak mengejawantahkannya ke dalam hal-hal yang sifatnya lebih praktis.

Sebagai siswa, saya punya beberapa saran khususnya untuk para guru yang saya cintai demi metode belajar-mengajar efektif yang sama-sama kita cita-citakan ini, antara lain:

1. Mengganti sifat galak dan tertutup dengan sifat akrab dan terbuka (tapi tetap tegas untuk masalah prinsip)
2. Selalu update tentang perkembangan zaman dan menceritakannya dalam setiap pembelajaran
3. Menjadikan setiap pelajaran ‘practicable’ dengan cara menguhubungkannya dengan kehidupan sehari-hari dan isu-isu aktual
4. Menyelipkan pembelajaran etika dan moral sebagai langkah penyeimbangan kecerdasan siswa
5. Membuat siswa kagum dengan ‘ciri khas’ guru sehingga pentransferan ilmu menjadi lebih mudah
6. Berusaha untuk mengenali setiap siswa sebagai langkah perubahan ‘image’ menjadi lebih akrab dan terbuka
7. Pacu terus mereka untuk aktif bertanya
8. Hindari memberikan tugas yang sekedar menyalin dari buku cetak
9. Sering-seringlah meminta feedback dari siswa tentang metode mengajar yang mereka inginkan

Semoga, saran-saran saya di atas bisa bermanfaat. Demi kebaikan kita semua: Masyarakat Indonesia. Karena pendidikanlah yang akan menjadi pondasi kokoh dari kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, menghasilkan pelajar yang bermutu adalah tugas kita bersama.

Selasa, 03 Januari 2012

Nasi Goreng Spesial


Lelah setelah beraktivitas seringkali dianggap alasan mengubah ketenangan hati menjadi sebuah gejolak untuk meluapkan ‘emosi’... bekerja ataupun menuntut ilmu memang cukup memeras kemampuan otak untuk berpikir, menggerakkan jutaan otot dan tak jarang mencucurkan puluhan tetesan keringat di wajah...bertemu dengan orang yang menghembuskan ‘aura’ negatif seperti mengejek, mencela atau menggunjing diri kita seringkali juga menambah tumpukan beban dalam pikiran dan semakin menyesakkan pintu-pintu kelapangan hati...

Huf...wajarlah, kita ini hanyalah manusia biasa yang dikaruniai perasaan dan pikiran rasional...justru beruntung, secara fitrah, kita tidak seperti hewan yang menumpahkan apa saja yang dirasakan saat itu tanpa harus berpikir, atau seperti tanaman yang tidak memiliki nafsu dan hanya bisa bereaksi saja ketika dikenai sesuatu...manusia seperti kita, tak cukup hanya hidup untuk “bertahan” pada saat-saat sulit, atau tak cukup hanya gembira di saat-saat lapang...bila seperti itu, kita hanya masuk di “jajaran” manusia pada umumnya...tidak special...dan biasanya sesuatu yang biasa harganya lebih murah dibandingkan yang spesial...Nasi Goreng special-pun dibanderol dengan harga yang lebih mahal dibandingkan nasi goreng biasa...

hmm..maka, jadikan diri kita sebagai manusia dengan cap SPESIAL...saat kelelahan menghantam..maka bersyukur...karena kita masih diberi kesempatan dengan kelelahan untuk memperjuangkan mimpi kita...saat merasa bahagia, maka "tabunglah" kebahagiaan itu agar tak muncul di saat-saat lapang saja... saudaraku, episode kehidupan kita masih panjang, serial-serial yang menantang dan seru masih akan kita lalui, maka kumpulkan kekuatan...mari kita jadikan diri kita manusia Special yang Insya Alloh akan berharga mahal di hadapan manusia dan di hadapan Alloh...